Senin, 15 Desember 2008
“The World Will Never Be The Same Once You’ve Seen it Through The Eyes Of Forrest Gump”

My mom Said : “Shiva, Life Was Like A Box Chocolates. You Never Know You’re Gonna Get”. Kata-kata inilah yang mengingatkanku akan kisah alegori Forest Gump yang dibintangi oleh Tom Hanks. Film ini di buat th 1994, tapi Aku pertama kali melihat film ini ketika SMP, itupun karena saudara sepupu yang sudah kuliah menontonnya. Dia bilang film ini salah satu film wajib buat ditonton. YUP !!!!! Memang sangat bagus, tapi ketika aku cerita hal ini keteman2 ku, mereka masih mengganggap Boyzone, westlife, 911 dan boyband yang lainnya lebih keren untuk di idolakan …… apalagi ketika waktu itu aku masih smp.

Film sangat menyentuh dalam berbagai sisi sebagai manusia dengan kendala dan keterbatasannya ketika menjalani kehidupan. Dengan kesadaran yang lugu dan apa adanya, Forest melihat orang-orang dekatnya sebagai figur-figur Tuhan yang bermanifestasi melimpahkan kasih sayang dan rahmat-Nya, tanpa perlu peduli apakah figur itu membalasnya dengan baik atau tidak. Namun, naluri kemanusiaannya tumbuh sebagai hasil ketekunannya menjalani kehidupan dengan persahabatan dan cinta yang tulus da jujur.

Film lucu Forest Gump yang menggambarkan seorang idiot savant bernama Forest Gump sangat sarat dengan alegori relijius. Dia sadar bahwa dirinya adalah kategori manusia yang sering disebut manusia lainnya sebagai ‘idiot’ atau mental terbelakang. Forest Gump kecil yang cacat kakinya karena folio sangat bergantung kepada kasih sayang ibundanya. Ibunda nya pun amat sayang kepada si Forest sehingga ia rela menggadaikan harga dirinya supaya di Forest bisa masuk ke sekolah yang normal seperti manusia lainnya. Forest kecilpun masuk sekolah manusia normal dengan kepatuhan kepada pesan ibunya yang melekat sebagai mantra sakti Tuhan yang menaungi hidupnya. Bagi Forest, Ibunya adalah figur dari Tuhan yang merahmatinya. Ia patuh sekali dan mengikuti apapun saran yang diberikan oleh ibundanya.

Di sekolah Forest berkenalan dengan Jeny, gadis kecil yang memberinya tempat duduk di bis sekolah dan kemudian menjadi teman mainnya yang akrab. Kelak Jeny menjadi gadis idolanya, menjadi figur sang kekasih yang diimpikannya mewakili figur ibundanya dan Tuhannya. Saran yang paling dikenangnya ternyata saran yang sama yang diterimanya dari kekasihnya Jeny. Sarannya sederhana, “Forest, kalo ada masalah , larilah sekencang-kencangnya…” ( Run Forest …run….) Ketika Forest Gump dikepung sekelompok temannya yang jahil karena cacat kakinya, Forest pun mengikuti saran Jeny dan lari sekencang-kencangnya sampai-sampai ia lupa bahwa ia cacat. Viola… Forest pun sembuh, Forest Gump kecilpun menjadi sangat terkenal di desanya menjadi pelari.

Suatu kali ia beruntung mendapatkan beasiswa setelah seorang pelatih Rugby yang tak sengaja melihat kehebatan kemampuan Forrest dalam berlari, padahal waktu itu ia sedang dikejar oleh teman-temannya. Pertandingan demi pertandingan pun mulai diikutinya, Forest mendadak menjadi demikian terkenal karena menjadi pembawa bola Rugbi paling cepat yang membuat lawan-lawannya bertumbangan. Adegan-adegan lucu yang telah dimulai sejak awal film pun berkembang dengan mengolah karakter idiot Forest Gump menjadi tokoh idola yang melampaui segala zaman dan segala penguasa (selama film diputar pemirsa akan disuguhi adegan kocak bagaimana Forest Gump mendapat penghargaan dari berbegai presiden AS yang naik turun diguncang skandal). Dari kecanggihannya bermain Rugby, ia pun masuk perguruan tinggi dan mendukung program anti rasialis tanpa sengaja yang membawa wajahnya masuk TV dan di kenal di seluruh amerika.

Setelah lulus, ia berniat mendaftar sebagai tentara perang Amerika yang akan di kirim ke Vietnam. Disini ia bertemu dengan sahabat barunya negro lugu bernama Bubba yang mempunyai impian menjadi saudagar udang. Bersama Bubba ia melewati masa-masa sulit di medan perang. Namun sayang Bubba akhirnya tewas di medan perang. Forrest juga harus menghadapi letnan Dan yang selalu sinis kepadanya, termasuk ketika Forrest menyelamatinya dari amukan bom pesawat. Letnan Dan yang kakinya harus diamputasi tidak dapat menerima keadaan ini, terlebih ketika Forrest mendapatkan medali patriotis Purple Heart dari presiden Nixon.

Selama masa perawatan karena luka perang, Forest bermain olah raga. Iapun muncul menjadi jagoan main pingpong dan mewakili Amerika mengalahkan Cina yang bisa disebut Raksasa Pingpong. Seluruh dunia pun mengenal Forest Gump. Menjelang usai perang Vietnam, Forest di undang di Gedung Putih menghadap presiden AS yang kelak jatuh karena skandal Watergate yang dibuka justru oleh laporan Forest Gump yang curiga melihat kegiatan sekelompok orang yang suka mengintip (memata-matai) di malam hari dekat hotelnya.

Di Washington DC , Forest ketemu Jeny yang telah bergabung dengan kelompok demo anti perang Vietnam. Ia pun tanpa sengaja terseret dalam demo anti perang dan berpidato mengisahkan perang Vietnam, namun cuma ujungnya saja yang terdengar karena mikrofon disabot. Dan Jeny tak disangka tiba-tiba muncul dari keramaian demo, memanggil-manggil namanya, berlari mencebur kolam dan memeluk Forest. Forest gembira bertemu dengan bidadari kecilnya dulu. Iapun berkisah berbagai hal dan tentunya berkisah kenapa Jeny tak pernah membalas suratnya selama ia di Vietnam. Jeny yang terseret arus liar perkembangn Flower Generation pun berkisah kalau ia sudah lama tidak tinggal lagi di kota asalnya dulu, ia tidak lagi sekolah, ia ikut arus baru generasi muda amerika menjadi salah satu ikon Flower Generation dengan baju gombrang berbunga-bunga, memakai ikat kepala, free sex, dan tentunya mengembara menyusuri Amerika dengan kelompoknya. Forest pun harus rela berpisah kembali dengan Jeny kecilnya yang telah berubah banyak terbawa arus liar gelombang kemajuan zaman.

Ditinggalkan Jeny, Forest nampaknya tak ambil pusing. Setelah melalui kehidupan pasca tentaranya, ia kemudian berniat mewujudkan cita-cita Bubba menjadi saudagar udang. Setelah berjuang keras dengan mantan letnannya yang masih dipanggil Letnan Dan, Forest pun mencoba nasib menjadi nelayan udang. Keberuntungan selalu menyertainya, Forest pun berhasil menjadi saudagar udang dan menguasai bisnis udang Florida. Dalam kehidupan yang lebih baik, ibu Forest mendadak meninggal dunia. Forest pun kehilangan figur pelindungnya, ia pun teringat kembali kepada Jeny yang sekarang entah ada dimana.

Keberhasilanya sebagai pebisnis udang mendatangkan keuntungan dan kekayaan, tapi forest tetaplah seorang yang lugu. Setelah bisnis udangnya lancar, ia serahkan ke Letnan Dan, ia membangun berbagai sarana sosial untuk kepentingan masyarakat nelayan udang. Sementara itu ia suka menikmati kehidupan di rumah peninggalan orangtuanya dengan kesibukan sehari-hari sebagai pemotong rumput sambil memikirkan figur Jeny, org yang dicintainya.

Suatu hari, dalam keadaan yang nampak letih dan lelah Tuhan sepertinya menjawab doa dan impian Forest. Tiba-tiba Jeny yang telah raib muncul di tumahnya dalam keadaan letih, lelah, dan kesakitan lahir dan batin. Forest yang lugu melonjak dengan gembira dan bahagia, iapun menyongsong kehadiran Jeny dengan suka cita, menempatkannya di kamar ibunya, merawatnya dengan cinta yang telah lama tersia-siakan oleh Jeny dan kembali menikmati kehidupannya sebagai sosok yang lebih berwarna-warni.

Sampai suatu hari, Forest memberanikan diri untuk melamar Jeny. Dikatakannya bahwa ia memang tidak pintar, namun ia paham apa arti cinta, suatu ungkapan yang menyentuh dari seorang Forest Gump yang telah dewasa dan menjalani kehidupan apa adanya sehingga dunia seolah-olah mengejarnya, bukan Forest yang mengejar dunia, tetapi dunia mengejar-ngejar keberuntungan Forest, meruntuhkan semua asumsi dan mitos orang-orang yang disebut normal.

Jeny bimbang, ia nampaknya malu dengan ketulusan cinta Forest yang selama ini disia-siakannya. Bagi Jeny, Forest adalah figur yang selalu berusaha menyenangkannya, apapun kondisinya, namun ia selalu menghindar. Bagi Forest, Jeny adalah gambaran Yang Dicinta, yang diimpikannya agar selalu berada dalam pelukannya. Jeny pun pergi meninggalkannya lagi.Forest pun tertegun, dalam ketertegunannya karena kembali ditinggal Jeny tanpa sebab yang jelas, ia tiba-tiba ingin berlari. Maka Forest Gump pun berlari selama 2 tahun lebih mengejar bayang-bayang Jeny. Sang Pecinta kembali mengembara mencari perhatian Yang Dicinta.

Kegiatan lari Forest ternyata mendapat sorotan media, membangun mitos idola baru dan juga para pengikut yang mengiringinya berlari mengelilingi seantero Amerika. Kembali, duniapun mengejar-ngejar Forest. Karena liputan media, Jeny yang telah mempunyai anak hasil hubungannya dengan Forest tahu kalau Forest kembali menjadi bintang idola Amerika sebagai satu-satunya pelari yang membangun semangat baru Amerika, memberi ilham kepada banyak orang, dan iapun akhirnya diikuti oleh puluhan pengiring yang menyertainya berlari. Jeny sadar bahwa Forest menampilkan dirinya ke muka publik supaya ia tahu sedang mencarinya,namun ia tak berani menemui Forest. Ia tahu diri karena telah mengecewakan Forest, Jeny pun tetap bersembunyi dengan anaknya dan membuat kliping tentang Forest Gump.

Setelah memasuki tahun ketiga, tiba-tiba aktivitas lari Forest mendadak berhenti, yang mengherankan para pengikutnya. Forest pun kembali pulang ke rumah ibunya tanpa peduli lagi dengan pengikutnya yang mulai menganggapnya sebagai Bapak Spiritual. Forest pun kembali menjalani keseharian yang normal sampai akhirnya ia kemudian mengetahui dimana Jeny tinggal sebenarnya. Dengan pakaian yang rapi, Forest pun mengunjungi Jeny yang saat ini telah mempunyai anak hasil hubungannya dengannya. Jeny menjadi single parent dengan mengasuh anaknya yang ternyata dinamai Forest Gump namun dengan kepribadian yang bertolak belakang, Forest kecil ternyata sangat pintar.

Forest gembira dan ragu ketika menemui buah cintanya dengan Jeny. Mereka pun menikah. Namun kebahagiaan Forest dengan Jeny tidak berlangsung lama. Jeny ternyata mengidap virus HIV akibat perilaku menyimpangnya dan meninggal beberapa waktu kemudian. Di makam Jeny dan Ibunya, Forest pun kemudian berjanji untk meneruskan cintanya dengan mendidik Forest kecil di tempat dimana ia dulu dibesarkan oleh Ibundanya tercinta. Kehidupan pun kembali berjalan bagi Forest dengan rindu dan cinta yang sekarang tercurahkan untuk mengasuh Forest kecil yang jenius dan lebih pintar darinya. Kadang-kadang ia masih mendengar bisikan dari Ibunya dan Jeny “Run Forest, Run…” yang nampaknya tak akan perlu diterapkan kepada Forest kecilnya.

Yang aku dapat dari film ini :

1. Di film Forest inilah, menurutku goyangan ala Elvis Presley yang legendaries itu ternyata goyang Forest yang menari di hadapan Elvis muda yang berkelana mencari jatidiri dengan bermain gitar dan kelak menjadi Raja Pop Rock se dunia.

2. Bahwa konsep dasar IQ yaitu keterampilan verbal maupun penalaran matematis bukan merupakan syarat mutlak kecerdasan untuk keberhasilan.Forrest Gump terlahir kurang beruntung dengan memiliki IQ 75, cukup jauh dibawah anak standar yang mempunyai IQ minimal 80………. Tapi lihatlah hasilnya, ketekunan merupakan yang utama.

Adegan yg paling lucu tapi sekaligus satir :

Adegan Forrest yang menunjukkan bekas tembakan di pantatnya kehadapan presiden Amerika serikat. Lucu sekaligus menyentuh. Tentu ia tidak akan melakukan hal memalukan seperti itu andaikala Forrest dilahirkan dengan pemikiran yang sedikit lebih cerdas. Namun itulah Forrest, selalu memandang hidup ini dengan kaca mata kesederhanaanya. Karena kesederhanaannya pula Forrest tidak sadar bahwa ia telah bertemu dengan banyak tokoh legenda dunia. Seperti John Lennon ketika tampil di TV, mengajari Elvis Presley bergoyang, bertemu Kennedy bahkan secara tidak langsung membongkar kasus Watergate.

posted by theshiva site at 11.31 - 1 comments
Rabu, 10 September 2008
GO GREEN !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
....... when I talke about Global Warming ......

Have you ever seen The Day After Tomorrow? In this movie a scientist tries to figure out a way to save the world from abrupt global warming. Unfortunately, the result is worldwide catastrophe and disaster, including hurricanes, tornadoes, tidal waves, floods, and the beginning of the next Ice Age.The good news, however, is it’s only a movie. But, can this really happen?
Global heating rumors or global warming, open new horizon in the architecture world. However, architects as building designers, have important role to restrain or minimalize the global warming that is caused by building inefficientcy, extravagant energy use, and unfriendly environment.

An architecture bulletin surprisingly declares that architect is the main enemy that cause global warming. This matter is interesting because it tightens the hook with profession that I shall experience.

From the time of industrial architecture (from 1800-1900), where the world of architecture was dominated by modern architecture which emphasized on internationalism. Architecture is a result of industrial manufacturing production. Building components can be produced massirely and used anywhere around the world without considering climate characteristics and local culture. Architecture works in this time relies on big energy consumption during the operational time.


This energy crisis obviously spurs on new architecture development with energy conscious design. This matter is also followed with architecture tradition change as the manifestation of the boredom to the rigidness of modern architecture since the 20th century. The appearance or Architecture in this industrial periode is pioneered with post-modernism that gives places to in regional culture, specified with the character of local contexts.

From the reconseptualisasion about natural global environment, architectural concept, innovation designs are towards energy conscious design and energy economical parameter begins to be one of the criteria in architecture planning.

The above concerns, push new thinking in architecture planning, which is known as green architecture. Green architecture is architecture with environmental vision and based on the awareness about natural global environment conservation with emphasis in energy efficiency, sustainability and holistic approach.

One of the important aspects in green architecture concept in every office complex building and housing is materials selection. We can call them with ‘green building materials’. Green building materials often include measures to reduce energy use and Global warming.


So…… please Go Green !!!!!!
posted by theshiva site at 12.22 - 1 comments
Jumat, 05 September 2008
Sa Femme - part I
Sa Femme …………. Novel Prancis karya Emmanuelle Bernheim…….. Ga tau kenapa novel ini buat Va ingin baca padahal pake bhs Prancis, susahhhhhhhh……………… Tapi setelah halaman demi halaman Va baca, ternyata menarik sekali, meskipun itu berarti harus buka kamus berkali-kali. Jadi sorry kalo ntar ada yang salah mengartikannya ………

“Dalam novel ini, Claire merasakan kehadiran cinta yang membuatnya diterima sebagai seorang pribadi. Kehadiran Thomas dalam hidupnya membuatnya menjadi seorang pribadi yang utuh. Cinta yang ia rasakan mampu mempengaruhi sikap dan tindakannya. Tapi tidak hanya kebahagiaan yang ia dapat tetapi juga kepedihan. Suatu hari Thomas mengatakan bahwa sebenarnya ia sudah mempunyai istri dan anak. Pernyataan itu adalah kenyataan pahit yang harus Claire terima. ………………………… Selanjutnya ……. Belum selesai baca!!!!!!!! …….. Tapi cobalah anda membaca nya …..


Cinta dalam hubungan Claire dan Thomas :

Saat pertama kali bertemu seseorang, kesan pertama tersebut menjadi penentu kelanjutan hubungan kita dengan orang tersebut, walaupun hanya secara fisik krn kita blm tau pribadinya. Ini juga dirasakan Claire saat pertemuannya dengan Thomas disbh proyek bangunan, tdk jauh dr apartemennya :

“Un home surgit de l’immeuble. Il portrait un casque jaune et une masque de chirurgien. En traversant la cour, il retira son casqueet abaissa son masque. Il souriait…….. Son front et ses sourcils était gris de poussiere. Il ebouriffa ses cheveux aplatis par le casque. Claire lui sourit a son tour. (page 16)
Seorang laki-laki tiba-tiba keluar dari sebuah bangunan. Dia memakai helm hijau dan masker. Sambil melewati lapangan, dia melepaskan helm dan membuka maskernya. Dia tersenyum ……. Kening dan alisnya berwarna abu-abu karena debu. Dia mengacak-acak rambutnya yang tampak lepek karena helm. Claire membalas senyum……………..


Apa yang dilakukan Thomas selanjutnya membuat Claire semakin terkesan dan punya arti yang dalam untuk perjalanan hubungan mereka selanjutnya.

Il posa sa main sur la poignee de la porte. Claire le remercia encore. Il ouvrit la porte. Elle allait sortir. Il lui tapota le dos. Elle se retourna. <<>>. Elle se sentit rougir. Elle dit encore : <<>> et elle quittq le chantier. (page 17)
Thomas meletakkan tangan di tangkai pintu. Claire mengucapkan terima kasih sekali lagi. Lalu dia keluar. Thomas menepuk-nepuk punggung Claire. Claire berhenti sejenak “Ada debu di jas Anda”. Claire tersipu malu, kemudian berkata : “terima kasih” kemudian dia meninggalkan tempat itu.

Label:

posted by theshiva site at 13.44 - 0 comments
About Me
Name: theshiva site
Home: Bali, Indonesia
About Me: 50% angel - 50% devil
See my profile...

Previous Post
Archives
Links
Credits


Brushes by Gvalkyrie